Selasa, 22 Februari 2011

Apa Itu Deklamasi ???

Deklamasi berasal dari bahasa Latin yang maksudnya declamare atau declaim yang membawa makna membaca sesuatu hasil sastera yang berbentuk puisi dengan lagu atau gerak tubuh sebagai alat bantu. Gerak yang dimaksudkan ialah gerak alat bantu yang puitis, yang seirama dengan isi bacaan.

Umumnya memang deklamasi berkait rapat dengan puisi, akan tetapi membaca sebuah cerpen dengan lagu atau gerak tubuh juga bisa dikatakan mendeklamasi. Mendeklamasikan puisi atau cerpen bermakna membaca, tetapi membaca tidak sama dengan maksud mendeklamasi. Maksudnya di sini bahawa apapun pengertian membaca tentunya jauh berbeda dengan maksud deklamasi.

MAKNA KATA DEKLAMASI

Sudah jelas deklamasi itu berasal dari bahasa asing, jadi maknanya ia bukan kata asli Malaysia atau Indonesia. Ia sudah lama digunakan hingga menjadi bahasa Malaysia. Memang keadaan semacam ini sering berlaku di Malaysia, misalnya kata neraka, izin, zaman, ajal, karam dan lain-lain berasal dari bahasa Arab, sedang tauco, tauge berasal dari bahasa Tionghua. Manakala dastar, kenduri, kelasi berasal dari bahasa Persi. Lampu, mesin, koki, repot dari bahasa Belanda, manakala pensil, botol berasal dari bahasa Inggeris dan demikianlah halnya deklamasi berasal dari bahasa Latin.

Di Indonesia perkataan deklamasi sudah ada lewat tahun 1950 dan di Malaysia hanya terkenal sejak kebelakangan ini, tetapi sebelum itu disebut baca puisi dan adapun orang mulai mendeklamasi puisi sudah sejak berpuluh tahun yang lalu, baik di Malaysia ataupun di luar negeri. Deklamasi ertinya membawa puisi-puisi, sedang orang yang melakukan deklamasi itu disebut “Deklamator” untuk lelaki dan “Deklamatris” untuk perempuan.

Apa bezanya deklamasi dan nyanyi? Menyanyi ialah melagukan suatu nyanyian dengan menggunakan not-not do-re-mi atau not balok, sedang deklamasi ialah membawakan pantun-pantun, syair, puisi atau sajak dengan menggunakan irama dan gaya yang baik. Disamping itu kita mengenal pula: menari, melukis, memahat, sandiwara dan lain-lain. Semuanya itu mempunyai cara-cara dan aturannya sendiri-sendiri.

BAHAN YANG DIDEKLAMASIKAN


Tentu saja tidak semua pantun, sajak atau puisi dapat dideklamasikan, malah cerpen dan novel juga boleh dideklamasikan/soalnya kita harus memilih mana sajak, puisi, pantun-pantun yang baik dan menarik untuk dideklamasikan.

Demikian pula halnya dengan deklamasi. Hanya saja kalau menyanyi itu harus mempelajari not-notnya dahulu, sedang pada deklamasi harus dipelajari tanda-tanda atau aturan-aturannya dahulu. Seperti telah kita terangkan di atas, yang dideklamasikan itu hanya yang berupa pantun, syair, sajak atau puisi dalam bahasa Malaysia, tetapi sejak dulu orang pernah juga mendeklamasikan puisi dalam bahasa daerah seperti bahasa Bajau, Kadazan, Murut, Brunei, Iban atau Dusun dan di sini hanya diperkatakan dan dipelajari deklamasi dalam bahasa Malaysia saja.

CARA BERDEKLAMASI

Seperti telah dijelaskan bahawa berdeklamasi itu membawakan pantun, syair dan sajak atau puisi. Kemudian apakah cukup hanya asal membawakan sahaja? Tentu tidak! Berdeklamasi, selain kita mengucapkan sesuatu, haruslah pula memenuhi syarat-syarat lainnya. Apakah syarat-syarat itu? Sebelum kita berdeklamasi, kita harus memilih dulu pantun, syair, sajak apa, yang rasanya baik untuk dideklamasikan. Terserah kepada keinginan masing-masing.

Yang penting pilihlah sajak atau puisi, pantun atau syair yang memiliki isi yang baik dan bentuk yang indah dideklamasikan. Mengenai hal isi tentunya dapat minta nasihat, petunjuk dan bimbingan daripada mereka yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan atau ahli dalam bidang deklamasi.

Kalau kita sudah memilih sebuah puisi misalnya, tentu saja boleh lebih dari sebuah. Hal ini sering terjadi dalam sayembara yang dikira harus terdiri puisi wajib dan puisi pilihan. Nah, sesudah itu, lalu apa lagi yang harus kita perbuat? Maka tidak boleh tidak harus mentafsirnya terlebih dahulu.