Rabu, 06 Januari 2010

Ulasan tentang Bom Atom Kuno


Bukit pasir di gurun Mesir. Fenomena apakah yang mampu menaikkan suhu gurun pasir setidaknya sampai 3.300 derajat Fahrenheit, yang dapat mencetak lembaran-lembaran besar kaca kuning-hijau yang padat? (Wael Abed/AFP/Getty Images)

" Sekarang saya adalah Kematian, penghancur dunia." - Bhagavad Gita

Tujuh tahun setelah uji coba nuklir di Alamogordo, New Mexico, Dr. J. Robert Oppenheimer, bapak bom atom, memberikan kuliah di sebuah perguruan tinggi ketika seorang murid bertanya apakah ada tes atom AS sebelum Alamogordo.

"Ya, di zaman modern," jawabnya.

Kalimat, penuh teka-teki dan tidak dimengerti pada waktu itu, sebenarnya kiasan teks-teks Hindu kuno yang menggambarkan sebuah bencana akhir yang tidak berhubungan dengan letusan gunung berapi atau fenomena lainnya yang dikenal. Oppenheimer, yang rajin belajar sanskrit kuno, tak diragukan lagi merujuk pada suatu bagian dalam kitab "Bhagavad Gita" yang menggambarkan bencana global yang disebabkan oleh "senjata yang tidak dikenal, sebuah sinar dari besi."

Walaupun mungkin mengkhawatirkan komunitas ilmuwan berbicara tentang adanya senjata atom sebelum siklus peradaban sekarang, bukti-bukti dari fenomena ini tampaknya membisikkan ayat-ayat tersebut di setiap sudut bumi.

Gelas gurun
Bukti ini tidak hanya berasal dari ayat-ayat Hindu tetapi juga dari penemuan akan luasnya fragmen-fragmen kaca tersebar di banyak gurun di seluruh dunia. Anehnya kristal-kristal Silikon ini tercetak, sangat mirip fragmen yang ditemukan setelah ledakan nuklir di White Sands sebuah situs pengujian atom Alamogordo.

Pada Desember 1932, Patrick Clayton, seorang peninjau dari Survai Geologi Mesir, melaju di antara bukit-bukit pasir yang luas, dekat dengan Plateau Saad di Mesir, ketika ia mendengar suara (seperti daun kering yang terinjak) di bawah roda. Ketika ia memeriksa penyebab suara tersebut, ia menemukan potongan-potongan kaca besar di pasir.

Temuan ini menarik perhatian ahli geologi di seluruh dunia dan menjadikan salah satu teka-teki ilmiah modern terbesar. Fenomena apakah yang mampu menaikkan suhu gurun pasir setidaknya sampai 3.300 derajat Fahrenheit, yang dapat mencetak lembaran-lembaran besar kaca kuning-hijau yang padat?

Sementara tes rudal White Sands Alamogordo, Albion W. Hart, salah seorang insinyur yang pertama lulus dari Institut Teknologi Massachusetts, mengamati bahwa potongan-potongan kaca yang ditinggalkan oleh uji coba nuklir tersebut identik dengan formasi yang ia amati di gurun Afrika 50 tahun sebelumnya. Namun, luasnya cetakan kaca di padang gurun memerlukan ledakan 10.000 kali lebih kuat daripada yang dihasilkan di New Mexico.

Banyak ilmuwan telah berusaha menjelaskan penyebaran batu-batu kaca besar di padang pasir Libya, Sahara, Mojave, dan banyak tempat lainnya di dunia, sebagai produk dari dampak meteorit raksasa. Namun, karena tidak adanya kawah di padang gurun, teori ini gugur. Baik satelit citra maupun sonar tidak mampu menemukan lubang kawah.

Selanjutnya, batu-batu kaca yang ditemukan di Gurun Libya menyajikan nilai transparansi dan kemurnian (99 persen) sesuatu yang tidak tipikal dengan tumbukan meteorit yang jatuh, di mana besi dan bahan-bahan lain bercampur dengan cetakan silikon setelah tumbukan.

Meskipun demikian, para ilmuwan telah memperkirakan meteorit yang menyebabkan batu-batu kaca bisa meledak beberapa mil di atas permukaan bumi, mirip dengan kejadian Tunguska

Namun, hal ini tidak menjelaskan bagaimana dua daerah yang ditemukan di dekat di Gurun Libya menunjukkan pola yang sama - kemungkinan dua tumbukan meteorit begitu dekat sangat rendah. Juga tidak menjelaskan tidak adanya air di contoh tekstur meski wilayah tumbukan diperkirakan diliputi air 14.000 tahun yang lalu.

Bencana Kuno Mohenjo Daro

Kota di mana budaya muncul di Lembah Indus zaman sekarang merupakan teka-teki. Bebatuan dari reruntuhan sebagian telah mengkristal, bersama dengan penduduknya. Selain itu, teks-teks lokal misterius berbicara tentang periode tujuh hari masa bersyukur terhadap mobil terbang disebut Vimana yang menyelamatkan nyawa dari 30.000 penduduk dari masa yang mengerikan.

Pada tahun 1927, setahun setelah penemuan di reruntuhan Mohenjo daro, 44 kerangka manusia ditemukan di pinggiran kota. Mayoritas tertelungkup, tergeletak di jalan dan berpegangan tangan seolah-olah bencana yang serius tiba-tiba menyelimuti kota. Selain itu, beberapa tubuh terdapat tanda-tanda radiasi yang tidak dapat dijelaskan. Banyak ahli percaya bahwa Mohenjo Daro adalah tanda dari bencana nuklir dua ribu tahun sebelum Kristus.

Namun demikian, kota itu bukan satu-satunya tempat kuno yang diduga telah dilanda bencana nuklir. Puluhan bangunan yang berasal dari dunia kuno menunjukkan peleburan batu bata, seperti tes panas yang tidak dapat dijelaskan ilmuwan modern antara lain :

* Benteng dan menara Kuno di Skotlandia, Irlandia, dan Inggris
* Kota Catal Huyuk di Turki
* Alalakh di Suriah utara
* Reruntuhan dari Tujuh Kota, dekat Ekuador
* Kota-kota antara Sungai Gangga di India dan Hills dari Rajmahal
* Wilayah Gurun Mojave di Amerika Serikat

Dimanapun tempatnya di dunia, kehadiran suhu yang luar biasa dan gambaran tajam dari sebuah bencana mengerikan menunjukkan bahwa mungkin ada zaman sebelum di mana teknologi nuklir sudah dikenal - sebuah zaman di mana teknologi atom mengancam manusia. (Leonardo VintiƱi/EpochTimes/ray)