Selasa, 17 Juli 2012

OLYMPICAD 2 TINGKAT NASIONAL PP MUHAMMADIYAH

Santri Al-Furqon Cibiuk Memenangkan Dua Medali Perak di Olympicad 2 Tingkat Nasional PP Muhammadiyah

Tidak percaya, mustahil, pikir saya. Saat menerima SMS dari Kompasianer Pak Moh Dahlan, Beliau guru ngaji saya di Pesanten Al-Furqon Muhamamdiyah Cibiuk-Garut. SMS itu memberitahukan bahwa dua santri Al-Furqon berhasil memenangkan lomba pidato Bahasa Arab pada acara perlombaan Olympicad 2 Tingkat
Nasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diselenggerakan di pesantren Mualimin Mualimat Yogyakarta dari tanggal 10 - 12Juli 2012.
Meski hanya berhasil meraih juara 2 dengan membawa pulang dua medali perak, tentu itu suatu kebahagiaan dan kebangaan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al-Furqon. Sebab ini kali pertama Pesantren Al-Furqon mengikuti Lomba Olimpiade Tingkat Nasional yang diadakan Pimpinan Pusat Muhamamdiyah.
Peserta lomba yang berhasil memenangkan medali perak itu adalah, Ulfah Sayidah (Siswi SMA Muhammadiyah) pada Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat SMA, dan Rima Handayani (siswi SMP Muhammadiyah Plus) pada Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat SMP. Sedangkan dua santriwati yang lainnya, Anif dan Nindi, masih kurang beruntung, mereka tidak masuk ke babak final.
Anif, Ulfah, Rima, dan Nindi (Doc. Moh Dahlan)
Anif, Ulfah, Rima, dan Nindi (Doc. Moh Dahlan)
Sebagai alumni santri Al-Furqon Muhammadiyah Cibiuk-Garut yang pernah mengaji di sana dan sempat mengabdi, tentu saya sangat bangga. Apalagi Nindi dan Ulfah pernah menjadi murid saya pada pelajaran Nahwu (Mutammimah) dan Ushul Fiqih (Mabadiul Awaliyah) saat mereka kelas 3 di Pesantren.
Pesantren Al-Furqon memang sering mengikut sertakan para santrinya pada lomba-lomba yang diadakan khusus untuk tingkat pesantren, semisal Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) atau Musabaqoh Qiro’atul Kutub (MQK). Saya sendiri pernah mengikuti beberapa kali lomba tersebut. Lomba MTQ hanya berhasil sampai tingkat Kabupaten, namun untuk MQK pernah berhasil sampai tingkat Propinsi pada perlombaan Musabaqoh Qiroatul Kutub Tafsir Jalalain.
Saya berfikir beberapa kali, mengapa santri-santri ini berhasil meraih juara dua tingkat Nasional. Tentu bagi saya hal itu prestasi tinggi yang pernah diraih santri Al-Furqon. Sebab Pesantren Al-Furqon Muhammdiyah Cibiuk-Garut, merupakan pesantren yang sederhana dengan jumlah santri yang cukup sedikit, sekitar 200 orang. Mengingat Olympicad 2 Tingkat Nasional PP Muhammadiyah ini diikuti oleh 50 Pesantren Muhammadiyah yang tentu banyak sekali pesantren Muhammadiyah yang jauh lebih besar dengan jumlah santri yang banyak. Belum lagi lomba itu pun diikuti oleh ratusan sekolah Muhamamdiyah dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia.
Membiasakan Berbicara Menggunakan Bahasa Inggris Dan Bahasa Arab
Saya tidak bisa menyimpulkan banyak kenapa 2 santri ini bisa meraih juara dua dari peserta lomba yang begitu banyak dari berbagai propinsi. Saya kira, kata kuncinya adalah, memebiasakan para santri berdialog dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris.
Pesantren AL Furqon Muhammadiyah Cibiuk bukanlah pesantren spesialis bahasa. Sebab pelajaran utama pesantren ini adalah Ilmu Alat, Tafsir, Waris, dan Ushul Fiqih. Jadi, Bahasa Arab hanya dijadikan pelengkap saja, sedangkan bahasa Inggris tidak ada pelajarannya kecuali di sekolah.
Sepertinya, disamping kedua santriwati itu tentu gigih dan rajin menghapal materi lomba, juga pengaruh kebiasaan berbicara menggunanakan bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam kesehariannya di pesantren, sangat berpengaruh kepada mereka. Para juri lomba tentunya sangat teliti dan hati-hati menilai peserta lomba. Menghafal materi pidato memang mudah, namun membiasakan menggunakan dialog bahasa Inggris dan Arab, tentu hal itu membantu membiasakan cara pengucapan atau logatnya.
Rutin Mengadakan Lomba Pidato Bahasa Arab Dan Bahasa Inggris
Setiap malam sabtu, Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah selalu mengadakan perlombaan pidato. Dari lomba pidato tingkat kamar (Mubalighin/ Mubalighoh Al-hujroh), tingkas khusus (Mubalighin/ Mubalighoh al-Khusus), sampai pidato tingkat umum (Mubalighin dan Mubalighoh Al-‘Amm).
Pidato tingkat kamar, hanya diikuti oleh para santri sekelas (satu angkatan) yang tinggal bareng dalam satu kamar. Jumlah satu kamar sekitar 15 orang, dan semunya wajib mengikuti lomba pidato. 3 pemenang dari pidato tingkat kamar ini, nanti akan dilombakan pada pidato Tingkat Khusus, yakni khusus santriawan saja atau santriawati saja. Nah, 4 santriawan dan 4 orang santriawati yang berhasil menang dari juara satu, dua, tiga dan emat, pada lomba pidato tingkat khusus, nanti akan dilomabakan lagi pada pidato tingkat umum. Dimana seluruh keluarga pesantren, dari Pimpinan Pesantren, para pengajar sampai semua santri (santriawan dan santriawati) akan berkumpul di aula untuk melihat 4 Mubalighin dan 4 Mubalighoh tersebut berpidato.
Mengadakan perlombaan pidato ini secara rutin, tiada lain untuk meningkatkan mental para santri dan juga skill dalam berpidato. Kadang, materi dan wawasan pidato yang sangat banyak pun jika mentalnya lemah, alias demam panggung, akan tertahan di otak saja tanpa bisa menyampaikan kepada hal layak. Begitu pula dengan cara penyampaiannya, jika tidak dibiasakan, kadang pidato yang padat dengan materi berharga pun akan terasa bosan dan tidak enak di dengar. Maka, positif sekali manfaat mengadakan lomba pidato tersebut secara rutin untuk meningkatkan mental para santri sekaligus skill berpidato dan juga motivasi untuk memiliki banyak wawasan.
Rupanya hasil pendidikan Pondok Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah Cibiuk-Garut membawa hasil yang  menggembirakan dengan keberhasilan dua orang santriwati yang membawa pulang medali perak pada Olympicad 2 Tingkat Nasional PP Muhammadiyah yang diikuti puluhan Pondok Pesantren dan ratusan sekolah Muhammadiyah dari berbagai propinsi di Indonesia.
Alhamdulillah.

Sumber : http://regional.kompasiana.com/2012/07/13/santri-al-furqon-cibiuk-memenangkan-dua-medali-perak-di-olympicad-2-tingkat-nasional-pp-muhammadiyah/

Berikut beberapa Gambar berkesan :