TEMPO Interaktif - Situs mikroblogging Twitter kian gencar melobi pemilik TweetDeck, Brit Ian Dodsworth, menjual aplikasi itu senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 450 miliar. Kenapa?
Kabar yang beredar di dunia maya menyebut syahwat Twitter ini dilatarbelakangi rencana UberMedia meluncurkan jejaring sosial baru tandingan Twitter yang masih dirahasiakan.
UberMedia adalah perusahaan pemilik aplikasi pihak ketiga populer, seperti UberTwitter, Echofon, dan Twidroyd. Kini, aplikasi milik UberMedia mampu menyumbang 11 persen dari total cuitan di Twitter.
Laman CNN kemarin melaporkan UberMedia sedang menyiapkan fitur-fitur baru untuk menyaingi Twitter. Dan yang terbaru adalah rencana UberMedia mengakuisisi TweetDeck sebesar US$30 juta. Jika terjadi, maka UberMedia bisa memiliki masa 20 persen dari total 200 juta pengguna Twitter.
Nah, perang terselubung inilah kini yang menjadi bahan pembicaraan hangat di jejaring sosial. Twitter berani menawar TweetDeck dua kali lipat dari tawaran UberMedia.
TweetDeck adalah salah satu aplikasi populer yang memungkinkan pengguna untuk membuka akun Facebook dan Twitter. Selain sebagai aplikasi desktop, TweetDeck bisa digunakan dalam smartphone.
Aplikasi ini mampu menyihir pengguna. Kelebihannya ada multiple account atau lebih dari satu akun. Ini memungkinkan pengguna menggunakan akun Twitter dan Facebook di waktu yang bersamaan.