Liputan6.com, Los Angeles: Siapa yang tak ingin mendapat pasangan yang ganteng ataupun cantik. Tapi terlalu banyak berharap terhadap penampilan fisik pasangan Anda, cenderung akan merusak keintiman dalam suatu hubungan romantis.
Hingga kini penelitian menunjukkan objektivitas diri seseorang, ketika seseorang yang terobses khawatir tentang penampilannya yang dapat mempengaruhi penilaian dirinya di hadapan wanita atau pria, kinerjanya, serta kebahagiannya secara umum. Tapi, untuk pertama kalinya peneliti mendasarkan temuan mereka pada objektivitas pasangannya, di mana fokusnya adalah pada kualitas fisik pasangan seperti kecantikan maupun ketampanan pasangan Anda dibandingkan yang lainnya.
"Jika Anda memiliki pikiran seperti ini, mungkin akan menjadi sebuah penghalang yang merusak keintiman Anda," mengutip TOI, pernyataan pemimpin penelitian Eileen Zurbriggen
Untuk penelitian ini, Profesor Eileen Zurbriggen dari Departemen Psikologi di Universitas California, Santa Cruz, meminta 159 mahasiswi untuk mengisi survei tentang hubungan romantis mereka (sekarang atau sebelumnya), yang berhubungan dengan konsumsi media, dan perasaan objektivitas. Semua peserta yang disurvei masih usia muda, rata-rata 19 tahun, dan belum menikah.
Objektivitas diukur dengan seberapa kuat peserta setuju atau tidak setuju dengan pernyataan seperti: "Saya jarang berpikir tentang bagaimana penampilan saya/pasangan saya"; "Saya jarang membandingkan bagaimana saya/pasangan saya melihat dengan bagaimana orang lain melihat", dan "Saya sering khawatir tentang apakah pakaian saya/ pasangan saya membuat saya/mereka terlihat baik".
Dari hasil penelitian ini menunjukkan pria memiliki tingkat objektivitas pasangan yang lebih tinggi daripada wanita, tetapi berbeda dengan studi sebelumnya, tingkat objektivitas diri adalah sama di antara kedua jenis kelamin.
Setelah menganalisa hasil, peneliti menemukan bahwa konsumsi media berperan besar, sehingga kemungkinan peserta berfokus pada penampilan pasangannya semakin besar. Majalah dan film yang menunjukkan orang sebagai mainan seks dapat menjadi salah satu penyebab untuk melihat pasangan mereka dengan cara yang sama, laporan Live Science.
Memiliki pasangan yang tampan dan cantik serta menjadi menarik bagi pasangan Anda dapat meningkatkan kepuasan seksual, kata Zurbriggen. Tapi, Zurbriggen menemukan efek sebaliknya, objektivitas pasangan menurunkan kepuasan hubungan, seperti kepuasan seksual bagi laki-laki.
Salah satu alasannya bisa jadi karena konsentrasi Anda terletak pada daya tarik pasangan Anda sehingga cenderung membuat Anda kurang peduli dengan pasangan Anda secara keseluruhan, yang mengarah ke hubungan yang kurang memuaskan dan menurunkan keintiman.
"Objektivitas pasangan adalah prediktor kuat daripada objektivitas diri dalam menentukan kepuasan hubungan Anda, baik bagi pria dan wanita," kata Zurbriggen. "Tapi objektivitas diri sangat penting dalam memprediksi kepuasan seksual pada pria, tapi tidak pada wanita" (yahoo.com)