AKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie diharapkan tidak mengabaikan pendapat rakyat atau opini publik terkait pembangunan gedung baru DPR.
Demikian disampaikan anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menanggapi kengototan pimpinan DPR yang tetap melanjutkan pembangunan gedung baru tersebut.
Demikian disampaikan anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menanggapi kengototan pimpinan DPR yang tetap melanjutkan pembangunan gedung baru tersebut.
Sebagai Ketua DPR, Marzuki, kata Bambang, sudah seharusnya mengakhiri polemik dengan membatalkan rencana tersebut dan menggantinya dengan rencana baru pembangunan gedung DPR yang sederhana namun fungsional. Tentu dengan terlebih dahulu melakukan audit tata ruang dan bangunan yang sudah ada di kawasan DPR yang selama ini kosong dan tidak produktif
”Sejatinya, sikap, kata, dan keputusan-keputusan politik pimpinan serta anggota DPR seturut aspirasi rakyat. Pendapat rakyat, opini publik atau aspirasi rakyat wajib didengar, diserap dan diolah DPR,” ujar Bambang kepada okezone, Jumat (8/4/2011).
Realisasi terhadap proyek tersebut dinilai tidak etis dan tidak manusiawi lantaran pembangunan gedung DPR dibiayai dengan uang negara hasil pajak yang dibayar rakyat. “Tidak etis jika kita bernafsu memaksakan kehendak,” sambungnya.
Bambang menambahkan, Marzuki sejatinya harus memperbaiki kualitas etika sebagai Ketua DPR dan harus menyadari bahwa anggota DPR statusnya sebagai wakil rakyat.
”Marzuki benar bahwa semua fraksi di DPR setuju dengan proyek gedung baru DPR itu. Kebutuhan itu memang riil. Tetapi, ketika rakyat pada umumnya menyatakan keberatan jika proyek itu direalisasikan sekarang, sebaiknya memang ditunda untuk dirancang ulang agar murah, efisien, dan terhindar dari pemborosan,” terangnya.
”Salah fatal jika Marzuki mendiskreditkan sejumlah anggota DPR yang menolak realisasi proyek itu. Anggota DPR yang menentang realisasi gedung baru mestinya diapresiasi karena mereka menyerap dan mengakomodasi aspirasi publik.”
okezone.com